(photo via cnn) |
Rasaku baru kemarin
aku meninggalkanmu. Rindu pun belum menyentuh ubun kepala. Lidah pun belum
gugup menyebut nama. Tapi disaat kuingat akan hari ini, kesepuluh jariku lemah
diperdaya. Oleh hati yang berkata, ‘Aku rindu saat itu bersama kamu’.
Aku rindu saat itu bersama kamu. Saat seketika kau hening. Kapal, ombak dan hembusan angin terlihat seperti sedang bercerai atau hanya mungkin sementara mengubur dalam ego mereka masing-masing. Kapal bersandar tak berlayar. Angin dan ombak enggan berhantaman, karena ia tau tak haruslah lagi ada gemercik air yang pecah lebih deras dari tangisan kala itu. Sambil membiarkan lantunan dzikir serta ayat suci tercurah ke isi alam. Aku rindu saat itu bersama kamu.
Aku rindu saat itu
bersama kamu. Saat kau ingatkan betapa menyedihkannya harus kehilangan orang-orang
tersayang. Betapa sakitnya tak bisa lagi memeluk orang yang selalu kau peluk.
Betapa pilunya rindu yang tak lagi bisa kau sampaikan. Dan betapa kecilnya saya
selaku manusia di mata sang pencipta. Aku rindu saat itu bersama kamu.
Aku rindu saat itu
bersama kamu. Aku rindu 26 Desember di Aceh..
No comments:
Post a Comment