Translate

Saturday, June 13, 2015

Tips Nyelesain Skripsi: Skripsweet atau Skripshit?





Judul tulisan ini songong banget ya gaes, sekayak penulisnya nyelesain skripsinya cepet aja. Padahal cukup menguras waktu dan mempertebal kantong mata juga untuk sampai ke ruang sidang. Tapi itu bukan sebuah kekhawatiran, karena kalau kata jomblo yang lagi mellow “semua akan indah pada waktunya”. Lalu mau skripsweet atau skripshit?

Dua belas Juni dua ribu lima belas, setelah hampir 45 menit dibekap didalam ruang sidang oleh 3 dosen penguji, akhirnya saya berhasil menuntaskan masa skripsi saya dan menandakan bahwa masa kuliah juga telah usai.. “The champioooon”(puterin theme song nya liga champions).

Jika dihitung-hitung kotor, ada sekitar 7 bulan waktu saya untuk membereskan lembaran demi lembaran skripsi tercinta ini. Terhitung sejak diterima judul Oktober 2014, seminar Maret 2015, sidang Juni 2015. Memang bukan waktu yang cepat. Tapi dari hampir 210 hari waktu yang saya jalani, disini saya akan coba bagikan tips dari pengalaman yang saya dapatkan bagaimana langkah agar kamu bisa memilih, mau skripsweet atau skripshit? Hmmm…

1)     Sayangi dan cintai aku plis beb!?
“Bukan kecantikan wanita yang selalu membuat pria jatuh cinta, tapi cinta lah yang membuat seorang wanita terlihat cantik”. Seperti itulah singkat alasan kenapa sedari awal, kamu harus mencintai skripsimu.

Untuk itu, coba selalu cintai skripsi kamu, Mulai dari memilih judul yang tepat. Judul yang benar-benar bisa kamu pahami dan akan lebih baik jika sesuai minat (passion). Contoh seperti saya, yang memilih judul skripsi tentang wisata Sabang karena minat saya akan dunia pariwisata. Pilihan itu memudahkan saya dalam memahami konteks dan arah penulisan skripsi, serta yang krusial yaitu menjawab peluru-peluru pertanyaan dari tim penguji sidang.

Walau skripsi hanyalah lembaran kertas putih yang berisikan coretan-coretan pena yang kadang membaca judulnya saja kamu sudah jenuh, insya Allah kalau judulnya menarik, pasti kamu akan tertantang. Kalau saya sih gitu.

2)     Kenapa kamu gak pernah perduli sama aku!?
Sang kekasih yang kamu elu-elukan saja bisa terabaikan, apalagi skripsi yang dari awal memang sudah jadi momok buat kamu. Nah, rasa sayang saja tidak cukup jika kamu ogah untuk fokus dan peduli. Apalagi sampai menganggap skripsi kamu ini bukan hal yang penting.

Memang banyak sekali godaan diluar kampus yang membuat kita lupa akan tanggung jawab terakhir kita sebagai mahasiswa. Mulai dari hobi, berorganisasi sampai dengan pekerjaan yang membutakan mata kita dengan uang dan uang. Namun baiknya kamu harus pintar memenej waktumu sendiri. Kapan kamu harus memulai dan kapan harus mengakhiri semua aktivitas diluar kampus tersebut. Semua keputusan tentu ada pertimbangan. So, tentukan secara bijak ya!

3)     Kapan abang mau nikahin adek!?
Hey kalian yang sudah punya gebetan dan gak tahan mau ke pelaminan, sampai kapan mau membiarkan si do'i menunggu karena kalian lama menyelesaikan skripsi? Mungkin kalau jomblo ya sah-sah saja, mereka sudah punya kutipan bijak andalan seperti “jodohnya masih disimpan sama Allah”.

Maksud disini adalah, sebaiknya tentukan tenggat waktu (deadline) untuk menyelesaikan skripsimu. Mulai dari kapan kamu harus ajukan judul, konsultasi seminggu berapa kali, kapan naik seminar, hingga kapan kamu berakhir di ruang sidang. Ya intinya semua tahap demi tahap itu sebaiknya sudah dibikin rundown agar memudahkan kamu menyusun agenda dan menyelesaikannya secara tepat waktu. Ingat, 1 hari menunda skripsi sama dengan 1 hari menunda pernikahanmu dengan orang terkasih. Siap-siap ditekong!

4)     Pililhlah aku jadi pacarmu, yang pasti setia menemanimu
Lingkungan yang baik akan memudahkan kamu mencapai target dan tujuan secara tepat. Itu juga berlaku sebaliknya. Nah supaya kamu berada di trek yang benar, carilah teman seperjuangan yang siap lahir dan batin berjuang demi akhir skripsi yang indah. Teman yang bisa diajak berdiskusi, sharing, saling mendukung, dan mengingatkan.

Kalau mau lebih cepat dan sambil modus, biasanya ada sih oknum yang ngincer teman atau adek leting yang pintar, biar skripsinya terbantu. Bermodalkan iming-iming rayuan “Bukannya berjuang bersama-sama untuk akhir yang indah itu lebih baik dek?” Sudahlah, ngaku saja yang pernah ngelakuin hal ini.

5)     Jangan jauh-jauh dari adek ya bang
Tempat juga sangat menentukan, semakin kamu sering nongkrong di tempat yang atmosfernya bernuansa skripsi, pasti kamu juga ikutan ngerjain skripsi, walaupun cuman ngetik 1 paragraf doang. Kan setidaknya ada progress.

Kalau di kampus saya ada itu ruang pustaka jurusan, tempat para pelarian skripsi mengadu. Di ruang pustaka jurusan in adalah tempat yang atmosfer dan aura skripsinya paling dapet. Ditambah banyak bidadari-bidadari yang tersenyum ceria hingga yang paling indah adalah disaat mereka menampakan wajah natural penuh kebingungan didepan laptop. Subhanallah, nikmat mana lagi yang kamu dustakan?  

6)     Mana calon menantu bapak dan ibu, nak?
Selama kamu masih memiliki keluarga, cobalah untuk menanamkan pemikiran bahwa semua yang kamu lakukan ini paling utama adalah untuk keluarga. Dedikasikan semua waktu, tenaga dan pikiranmu untuk keluarga. Serta jadikan keluarga sebagai motivasi kamu untuk memberikan hasil yang terbaik.

Kalau saya punya pemikiran seperti ini:
“Saya adalah anak yang merantau, meninggalkan orangtua jauh di kota seberang. Waktu berputar di tempat dan arah yang sama. Setiap kali saya menghabiskan waktu, menit demi menit, hari demi hari, tahun demi tahun, saya sadar hukum waktu juga berlaku sama bagi orang tua saya dirumah yang menghabiskan usia tua-nya, menahan sakitnya, berdoa dipanjangkan umurnya, menghitung hari demi hari sisa hidupnya hanya untuk menunggu saya kembali dan memberi kabar bahagia akan sebuah kesempatan dan kebanggan. Iya kesempatan dan kebanggaannya berfoto dengan sang anak yang bertoga. Sederhana sekali. Sesekali saya membayangkan manakala hal buruk menimpa orang tua saya disana. Apakah saya sudah siap membalas jasa mereka dengan sebuah kebanggan bertoga yang telat? Telat karena badannya sudah tidak kuat lagi menunggu kita yang cukup kuat membuat mereka menunggu. Menunggu kesempatan dan kebanggaan menghampiri dirinya berfoto dengan anaknya yang bertoga. Sederhana sekali memang. Sangking sederhananya, kitapun acuh terhadap keinginan orangtua itu. Saya pun tidak mau membuang waktu dan membiarkan penyesalan datang terlambat. Saya tidak mau".

7)     Berusaha dan Berdoa jangan lupa!
Dunia dan akhirat, iman dan ilmu pengetahuan memang haruslah seimbang. Usaha tanpa doa hanya jadi sebuah klenik, begitu juga sebaliknya. Kalau saya selalu berdoa agar senantiasa diberikan kemudahan, kekuatan, ketabahan dan kesabaran dalam menjalankan langkah demi langkah menyelesaikan tujuan hidup (termasuk skripsi). Hingga saya sampai di garis finish dan bersyukur bahwa Allah mendengar panjatan doa saya selama ini. Alhamdulillah, terima kasih ya Rabb.

29 Oktober 2014 adalah tanggal dimana judul skripsi saya diterima. Tapi saat itu saya belum sungguh-sungguh mengerjakan skripsi. Sekitar bulan Februari 2015 saya tekadkan untuk fokus dan meninggalkan dunia penuh kesenangan yang membutakan mata saya akan tanggung jawab terhadap orang tua. Sampai dibulan 12 Maret 2015 saya naik ke meja seminar dan berakhir di ruang sidang pada 12 Juni 2015. Semoga kalian yang membaca tulisan ini punya waktu yang lebih singkat dari saya. Amin

Disaat tulisan ini saya mulai, satu hari setelah sidang saya pun jatuh sakit. Ini sakit ter-nikmat yang pernah saya rasakan. Allah memberikan sakit disaat yang tepat. Sesudah sarjana, dan sebelum bulan Ramadhan. Terima kasih ya Rabb, semoga Engkau berikan kesehatan di bulan Ramadhan. Syukur Alhamdulillah.

No comments:

Post a Comment