Judul tulisan ini songong banget
ya gaes, sekayak penulisnya nyelesain skripsinya cepet aja. Padahal cukup
menguras waktu dan mempertebal kantong mata juga untuk sampai ke ruang sidang.
Tapi itu bukan sebuah kekhawatiran, karena kalau kata jomblo yang lagi mellow “semua
akan indah pada waktunya”. Lalu mau skripsweet atau skripshit?
Dua belas Juni dua ribu lima
belas, setelah hampir 45 menit dibekap didalam ruang sidang oleh 3 dosen penguji, akhirnya saya berhasil
menuntaskan masa skripsi saya dan menandakan bahwa masa kuliah juga telah usai.. “The
champioooon”(puterin theme song nya liga champions).
Jika dihitung-hitung kotor, ada sekitar
7 bulan waktu saya untuk membereskan lembaran demi lembaran skripsi tercinta
ini. Terhitung sejak diterima judul Oktober 2014, seminar Maret 2015, sidang
Juni 2015. Memang bukan waktu yang cepat. Tapi dari hampir 210 hari waktu yang
saya jalani, disini saya akan coba bagikan tips dari pengalaman yang saya
dapatkan bagaimana langkah agar kamu bisa memilih, mau skripsweet atau
skripshit? Hmmm…
1)
Sayangi
dan cintai aku plis beb!?
“Bukan
kecantikan wanita yang selalu membuat pria jatuh cinta, tapi cinta lah yang
membuat seorang wanita terlihat cantik”. Seperti itulah singkat alasan kenapa
sedari awal, kamu harus mencintai skripsimu.
Untuk itu, coba
selalu cintai skripsi kamu, Mulai dari memilih judul yang tepat. Judul yang benar-benar
bisa kamu pahami dan akan lebih baik jika sesuai minat (passion). Contoh seperti saya, yang memilih judul skripsi tentang wisata Sabang karena minat saya akan dunia pariwisata. Pilihan itu memudahkan saya dalam memahami konteks dan arah penulisan skripsi, serta yang krusial yaitu menjawab peluru-peluru pertanyaan dari tim penguji sidang.
Walau skripsi hanyalah lembaran kertas putih yang
berisikan coretan-coretan pena yang kadang membaca judulnya saja kamu sudah
jenuh, insya Allah kalau judulnya menarik, pasti kamu akan tertantang. Kalau
saya sih gitu.
2)
Kenapa
kamu gak pernah perduli sama aku!?
Sang kekasih yang
kamu elu-elukan saja bisa terabaikan, apalagi skripsi yang dari awal memang
sudah jadi momok buat kamu. Nah, rasa sayang saja tidak cukup jika kamu ogah
untuk fokus dan peduli. Apalagi sampai menganggap skripsi kamu ini bukan hal
yang penting.
Memang banyak
sekali godaan diluar kampus yang membuat kita lupa akan tanggung jawab terakhir
kita sebagai mahasiswa. Mulai dari hobi, berorganisasi sampai dengan pekerjaan
yang membutakan mata kita dengan uang dan uang. Namun baiknya kamu harus pintar
memenej waktumu sendiri. Kapan kamu harus memulai dan kapan harus mengakhiri semua
aktivitas diluar kampus tersebut. Semua keputusan tentu ada pertimbangan. So,
tentukan secara bijak ya!
3)
Kapan
abang mau nikahin adek!?
Hey kalian yang
sudah punya gebetan dan gak tahan mau ke pelaminan, sampai kapan mau
membiarkan si do'i menunggu karena kalian lama menyelesaikan skripsi? Mungkin kalau
jomblo ya sah-sah saja, mereka sudah punya kutipan bijak andalan seperti “jodohnya
masih disimpan sama Allah”.
Maksud disini adalah, sebaiknya tentukan tenggat waktu (deadline) untuk menyelesaikan skripsimu. Mulai dari kapan kamu
harus ajukan judul, konsultasi seminggu berapa kali, kapan naik seminar, hingga
kapan kamu berakhir di ruang sidang. Ya intinya semua tahap demi tahap itu
sebaiknya sudah dibikin rundown agar
memudahkan kamu menyusun agenda dan menyelesaikannya secara tepat waktu. Ingat,
1 hari menunda skripsi sama dengan 1 hari menunda pernikahanmu dengan orang
terkasih. Siap-siap ditekong!
4)
Pililhlah
aku jadi pacarmu, yang pasti setia menemanimu
Lingkungan yang
baik akan memudahkan kamu mencapai target dan tujuan secara tepat. Itu juga
berlaku sebaliknya. Nah supaya kamu berada di trek yang benar, carilah teman
seperjuangan yang siap lahir dan batin berjuang demi akhir skripsi yang indah.
Teman yang bisa diajak berdiskusi, sharing,
saling mendukung, dan mengingatkan.
Kalau mau lebih cepat dan sambil modus, biasanya
ada sih oknum yang ngincer teman atau adek leting yang pintar, biar skripsinya terbantu. Bermodalkan iming-iming rayuan “Bukannya berjuang bersama-sama untuk
akhir yang indah itu lebih baik dek?” Sudahlah, ngaku saja yang pernah
ngelakuin hal ini.
5)
Jangan
jauh-jauh dari adek ya bang
Tempat juga sangat menentukan,
semakin kamu sering nongkrong di tempat yang atmosfernya bernuansa skripsi, pasti
kamu juga ikutan ngerjain skripsi, walaupun cuman ngetik 1 paragraf doang. Kan
setidaknya ada progress.
Kalau di kampus
saya ada itu ruang pustaka jurusan, tempat para pelarian skripsi mengadu. Di
ruang pustaka jurusan in adalah tempat yang atmosfer dan aura skripsinya paling
dapet. Ditambah banyak bidadari-bidadari yang tersenyum ceria hingga yang paling indah adalah disaat mereka menampakan wajah natural penuh kebingungan didepan laptop.
Subhanallah, nikmat mana lagi yang kamu dustakan?
6)
Mana
calon menantu bapak dan ibu, nak?
Selama kamu
masih memiliki keluarga, cobalah untuk menanamkan pemikiran bahwa semua yang
kamu lakukan ini paling utama adalah untuk keluarga. Dedikasikan semua waktu,
tenaga dan pikiranmu untuk keluarga. Serta jadikan keluarga sebagai motivasi
kamu untuk memberikan hasil yang terbaik.
Kalau saya punya
pemikiran seperti ini:
“Saya adalah
anak yang merantau, meninggalkan orangtua jauh di kota seberang. Waktu berputar
di tempat dan arah yang sama. Setiap kali saya menghabiskan waktu, menit demi
menit, hari demi hari, tahun demi tahun, saya sadar hukum waktu juga berlaku
sama bagi orang tua saya dirumah yang menghabiskan usia tua-nya, menahan
sakitnya, berdoa dipanjangkan umurnya, menghitung hari demi hari sisa hidupnya
hanya untuk menunggu saya kembali dan memberi kabar bahagia akan sebuah
kesempatan dan kebanggan. Iya kesempatan dan kebanggaannya berfoto dengan sang
anak yang bertoga. Sederhana sekali. Sesekali saya membayangkan manakala hal
buruk menimpa orang tua saya disana. Apakah saya sudah siap membalas jasa
mereka dengan sebuah kebanggan bertoga yang telat? Telat karena badannya sudah tidak
kuat lagi menunggu kita yang cukup kuat membuat mereka menunggu. Menunggu
kesempatan dan kebanggaan menghampiri dirinya berfoto dengan anaknya yang
bertoga. Sederhana sekali memang. Sangking sederhananya, kitapun acuh terhadap keinginan orangtua itu. Saya pun tidak mau membuang waktu dan membiarkan penyesalan datang terlambat. Saya tidak mau".
7)
Berusaha
dan Berdoa jangan lupa!
Dunia dan
akhirat, iman dan ilmu pengetahuan memang haruslah seimbang. Usaha tanpa doa
hanya jadi sebuah klenik, begitu juga sebaliknya. Kalau saya selalu berdoa agar
senantiasa diberikan kemudahan, kekuatan, ketabahan dan kesabaran dalam
menjalankan langkah demi langkah menyelesaikan tujuan hidup (termasuk skripsi). Hingga saya sampai
di garis finish dan bersyukur bahwa
Allah mendengar panjatan doa saya selama ini. Alhamdulillah, terima kasih ya
Rabb.
29
Oktober 2014 adalah tanggal dimana judul skripsi saya diterima. Tapi saat itu
saya belum sungguh-sungguh mengerjakan skripsi. Sekitar bulan Februari 2015
saya tekadkan untuk fokus dan meninggalkan dunia penuh kesenangan yang
membutakan mata saya akan tanggung jawab terhadap orang tua. Sampai dibulan 12 Maret
2015 saya naik ke meja seminar dan berakhir di ruang sidang pada 12 Juni 2015.
Semoga kalian yang membaca tulisan ini punya waktu yang lebih singkat dari saya. Amin
Disaat tulisan ini
saya mulai, satu hari setelah sidang saya pun jatuh sakit. Ini sakit ter-nikmat
yang pernah saya rasakan. Allah memberikan sakit disaat yang tepat. Sesudah sarjana,
dan sebelum bulan Ramadhan. Terima kasih ya Rabb, semoga Engkau berikan kesehatan di bulan Ramadhan. Syukur Alhamdulillah.
No comments:
Post a Comment