Translate

Saturday, July 5, 2014

Gini Nih Cara dan Rasanya ke Pulau Bunta


Sudah pada tau atau denger Pulau Bunta belum? Mungkin yang selama ini main twitter dan follow @iloveaceh, pasti udah pada sering denger tapi mungkin belum pernah kesana. (Eh sorry, anjon udah pernah kesana ya :p)

Yang anjon tau, pulau Bunta adalah sebuah pulau yang masih berada di wilayah Aceh Besar, tepatnya di kecamatan Peukan Bada. Pulau ini katanya hanya diisi sekitar 5 KK, dan disana tidak ada nyamuk, tupai dan kodok. Pulau ini juga berada diantara gugusan pulau-pulau lainnya seperti pulau batee, dll. Wah menarik kan ini pulau untuk kita kunjungi.

Tapi selengkapnya mengenai Pulau Bunta, anjon bagi link ini aja ya:

Terus yang belum pernah kesana, pasti pada pingin tau gimana caranya bisa sampai ke pulau tersebut? Oke akan anjon ceritakan secara singkat deh berdasarkan pengalaman anjon. Jadi tidak ada rekayasa ataupun black campaign (iki opooo -_-)

Untuk sampai ke Pulau Bunta, kamu bisa menghubungi @Aceh_Adventure. Karena selama ini mereka yang sudah bolak-balik ke Pulau Bunta, jadi udah hapal dimana jalan yang rusak (woi jon, ini naik kapal, bukan naik L-300 >,<)
 
Menuju ke Pulau Bunta, kita berangkat menggunakan kapal nelayan sekitar pukul 11.30 WIB yang sudah standby di dermaga Peukan Bada (arah ke ujung pancu). Berlayar ke pulau bunta memakan waktu kurang lebih sekitar 1,5 Jam. Jika cuacanya bagus, insya Allah kamu tidak akan terombang-ambing di lautan gelora. Jangan takut bagi yang tidak bisa berenang, tersedia pelampung kok.


Selama berlayar 1 jam lebih ke pulau Bunta, kamu bakal disuguhkan pemandangan yang aduhai aduh cantiknya, membuat hatiku bergetar-getar.

Beberapa ratus meter sebelum sampai, kamu bisa melihat pulau Bunta dari kejauhan. Satu yang terlintas di pikiran anjon itu, pulau Bunta pinggiran pantainya indah, pasirnya putih, dan airnya membiru. Gak kalah ah sama Sabang!


Capeknya boatlag (eceknya jetlag) seketika hilang melihat indahnya ciptaan Sang Khalik tersebut. Lagi-lagi saya sadar, semakin kita sering berwisata, semakin kita mengagumi ciptaanNYA. Subhanallah, ibadah bukan?

Udah sampai di Bunta, kita langsung buka tenda ya di pinggir pantai. Karena kita tidurnya di pinggir pantai, gak dirumah warga. Jadi kenikmatan selama di pulau Bunta akan semakin terasa. Masak pop mie, bakar api unggun, aaah itu masih cerita lanjutan. Bentar ya.

Sambil menunggu malam, kamu bisa ngapain aja ya?

 
Tiduran/guling-guling di pasir




keliling pantai seperti anak hilang di pulau
lompat-lompat gaya anak alay
foto narsis selfie


ngabisin stock makanan bertahan hidup
Eh tapi jangan beneran dihabisin, karena di Pulau Bunta tidak ada yang jualan / buka warung lho.
 
Saat menunggu malam, jangan heran dan terkejut juga kalau kamu bakal nemuin si 'bro' yang lagi jalan-jalan sore di Pulau Bunta. Liatin aja, tapi jangan diajakin foto selfie ya hehe. (bro = babi hutan)

Lalu jelang Maghrib kamu juga bisa menikmati sunset. Satu moment yang tidak boleh kamu lewatkan. Kemudian sebelum gelap, jangan lupa siapkan kayu bakar sebanyak-banyaknya. Pesta api unggun di pinggir pantai kita mulai malam ini.

hanya api unggun dan bulan yg menyinari hatiku
Ceritanya udah deh bakar tenda terus kamu tidur di api unggun. Atau tidur langsung di pinggir pantai tanpa beralaskan apapun juga bisa. Kasurnya itu ya tumpukan pasir, dan gulingnya itu yaaa si 'bro'. Eh

Gak usah pake alarm keras-keras kayak mau ujian final pagi-pagi, indahnya matahari terbit dan suara derus ombak sudah bisa menyadarkan kamu dari lelap. Kalau kurang bisa bangun, biar dicium sama si 'bro'. (Ah apaan ini bahas si 'bro terus, geliiik -..-)

Ayo bangun, isi perut, siapkan tenaga! Karena kita akan berjalan menuju ke Mercusuar di Pulau Bunta. Menembus hutan dan menapaki jalan miring mendaki yang disampingnya langsung terhampar laut biru. Wah

Capek abaang deeek...
Perjalanan menuju mercusuar memakan waktu kurang lebih 30 menit jalan kaki. Namun setelah sampai disana, kamu akan melihat pemandangan yang luar biasa indahnya.



Setelah menikmati luar biasa indahnya pemandangan, silahkan yang sanggup dan berani untuk naik ke puncak mercusuar. Bagi anjon ini pertama kalinya menaiki menara setinggi itu. Tapi karena moment ini belum tentu bisa terulang, jadi gak mau melewatkan kesempatan ini. Yuk naik ah (Sambil manjat, pegangan tiang, kaki gemetar, tutup mata, lalu jatuh, mati :| ) 

sok begaya, padahal udah pucat
Diatas mercusuar kamu bisa melihat Ulee Lheue! Lalu apalagi? Kamu bisa melihat HP kamu mulai berdering karena baru dapat sinyal. Sedihlii wak T.T

Setelah turun, kita kembali menempuh jalan setapak selama 30 menit untuk kembali ke kediaman sementara (baca: tenda). Istirahat sejenak lalu sudah bisa bersiap untuk berlayar kembali meninggalkan pulau Bunta.

...(kemudian kembali terombang-ambing di lautan)...

Begitulah kisah di pulau Bunta. Kalau mau kesana, ya gini nih caranya. Hubungi teman-teman pemandu dari @Aceh_Adventure, agar perjalanan kamu lebih aman.

Cuman ya tetap harus persiapkan segala sesuatunya. Mulai dari barang, kondisi tubuh dan teman-teman yg mau ikut. Kalau kawan-kawannya gak PHP, Insya Allah gak bakal ribet deh. (curhat colongan).


 Sekian cerita anjon. Selamat berkunjung ke Pulau Bunta bro & sis! #visitAceh

No comments:

Post a Comment