Translate

Friday, July 11, 2014

Bioskop Bagaimana sih yang Kita Butuhkan? #BioskopUntukBNA (versi Anjond)

Assalamualaikum kawan-kawan semuanya yang hari ini akan ikut serta hadir di diskusi #BioskopUntukBNA yang akan diselenggarakan pada Sabtu sore (12/7/2014).

Sebelumnya anjon harus izin dan minta maaf karena tidak bisa hadir di acara yang sangat super ini, karena ada satu dan lain hal yang memang tidak bisa dilewatkan.
 
Seperti kita tau, gerakan ini sangat luar biasa, karena gerakan ini menyangkut kepentingan orang banyak. Iya orang banyak. Banyak yang setuju dan tak sedikit pula yang tidak setuju. Tak perlu heran, pro dan kontra selalu ada.

Tapi anjon tau, hari ini kalian berkumpul bukan ingin memperbesar yang 'pro' dan menjatuhkan yang 'kontra', melainkan memperbesar gerakan ini dengan menyatukan ide yang lahir dari setiap kepala yang ada. Itu keren cuy \m/

Nah kalau gitu mau lah ikut sampaikan ide seperti yang lain hehe. Gak bisa hadir disana bukan berarti gak bisa sampaikan ide kan? (bisa lah jon :*) Nah gitulah, makasih ya.. kembaliannya mana? (-__-)

Pertama, menurut anjon Aceh memang perlu 'Bioskop'. Bioskop merupakan sarana hiburan untuk kita yang selama ini gemar menonton film. Tak hanya menjadi sarana hiburan, bioskop juga merupakan tempat mengapresiasi hiburan yang ada, baik itu dari filmnya atau dari pekerja seninya.

Sejak Garuda Theatre tidak bisa digunakan lagi akibat bencana Tsunami 2004, Aceh mutlak tidak memiliki bioskop seperti halnya di kota-kota besar lainnya.

photo by: seputaraceh.com
Dan lucu jika melihat faktanya, bioskop tidak diizinkan hanya karena perkara 'Syariat Islam'. Seolah-olah kita masyarakat Aceh kurang kreatif untuk mendesain bagaimana sebenarnya bioskop yang kita butuhkan agar sesuai dengan hukum syariat Islam yang berlaku.

Tak kalah lucu, alasannya bioskop tidak diperbolehkan karna bisa menjadi tempat untuk berbuat mesum (melanggar syariat Islam) tetapi tempat karaoke di Banda Aceh yang juga tak kecil peluang untuk berbuat mesum malah diperbolehkan.

Emang kalau lagi karaoke gak bisa mesum? Serius awak nyanyi gitu menghayati, yang laki kayak Anang yang perempuan kayak KD (kemudian tulisan ini dikomen sama Raul Lemos dan twitter anjon difollow sama Aurel). Eumm ini kebijakan apa karena kurang melihat fenomena diluar ya? Atau ada kepentingan kelompok? Entahlah, hanya Tuhan yang tau.

Sepertinya gak usah kita perpanjang lagi masalah itu, karena yang mau anjon bahas disini bagaimana sih bioskop yang sebenarnya kita butuhkan? 

Menurut anjon dan beberapa teman-teman penikmat film yang anjon tanyakan, bioskop yang mereka butuhkan itu adalah bioskop yang memutar film terbaru (update). Ketika bioskop di kota-kota lain sudah menayangkan film tersebut (premiere), mereka ingin film tersebut juga bisa ditayangkan di bioskop yang ada di Aceh. Dengan kata lain, bisa kita golongkan bioskop yang seperti 21 atau Cineplex gitu tuh.

Satu keypoint yang bisa kita simpulkan disini adalah "update". Banyak penikmat film atau yang lebih ekstrimnya lagi penggila film itu mengejar yang namanya 'update'. Dan ada satu fenomena kenapa orang memilih pergi nonton bioskop itu bukan karena filmnya bagus/enak, tapi karena ingin mengikuti trend agar bisa update. Jadi ada prestise/gengsi disini. Ayo ngaku siapa yang pernah nonton bioskop hanya karna ingin ikut trend biar update?

Pasti kalian juga gak jarang dengar statement yang kayak begini "Ah, bulan depan filmnya udah basi. Masak orang-orang sekarang udah pada nonton, sementara aku belum?". Lah 'Film Basi'? Film seperti apa itu film basi? Film yang udah ngeluarin bau tidak sedap pas kita tonton? atau film yang bakal buat kita sakit perut? Terus cepirit-cepirit gitu siap nonton? :|

Berbicara soal bioskop apa yang dibutuhkan di Aceh, bolehlah kita melirik Teori Hierarki Kebutuhan yang disampaikan oleh Abraham Maslow. Disitu Maslow membaginya menjadi 5 tingkatan kebutuhan dasar.

Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow
Abaikan 4 tingkatan terbawah. Mengikuti trend agar bisa update adalah salah satu kebutuhan yang termasuk dalam 'Aktualisasi Diri' atau Self Actualization. Orang-orang ingin nonton ke bioskop karena mereka juga ingin mengaktualisasi diri.

Ketika mereka lagi nonton film yang lagi heboh atau in di bioskop, secara tidak langsung mereka sudah mengikuti trend. Sehingga mereka bisa ikutan membicarakan tentang film itu, baik bicara secara langsung ataupun sekedar ikutan update di social media. Itu akan menjadi kepuasan tersendiri.

Kepuasan diri akibat dari proses aktualisasi itu gak bisa digantikan lewat nonton VCD bajakan atau download di internet.

Kalau bioskop nya gak update atau dengan kata lain kalah cepat dengan laptop yang bisa langsung download dimana saja di Banda Aceh, tentu orang akan lebih memilih nonton di laptop aja. Bisa sambil tiduran, guling-guling, nungging atau bahkan filmnya yang nonton kita alias molor.

Melirik kata cutkak @ruzluz di twittnya "Kita cuma pengen tampung aspirasi rekan muda di Banda Aceh, jaring suara dan kita ngobrol2 sama jajaran yang berkepentingan nantinya, Insya Allah", jadi inilah aspirasi tersebut mewakili mereka yang sepaham dengan anjon.

Tidak ada paksaan harus membuat bioskop yang seperti anjon tuliskan, namun hanya menyampaikan sekaligus memperjelas usulan-usulan dari mereka yang sepaham dengan anjon. Karna tak hanya kawan-kawan sekitar, di linimasa juga terpantau ada yang sepaham, seperti dibawah ini.



Jikalau nanti diskusi ini menghasilkan mufakat yang berujung gerakan untuk menghadirkan taman visual yang seperti kineforum di Banda Aceh, anjon tidak akan protes/menentang karena memang dasarnya Aceh butuh hiburan.

bioskop kinerforum (facebook.com/kineforum)
Terlebih dengan itu sineas-sineas muda di Aceh bisa terus unjuk gigi (eksis) dengan mempromosikan hasil karyanya di #BioskopUntukBNA nantinya. Lihat aja gimana kak @cutervida dan @daraaang sudah duluan menunjukannya lewat kemenangan di Eagle Awards 2013 lewat karyanya yang luar biasa "Hikayat dari Ujung Pesisir".

Satu yang harus dipersiapkan, apabila kita tidak bisa bersaing di 'update', kita harus bisa memberikan desain interior dan kenyamanan untuk meningkatkan daya tarik pengunjung hadir di #BioskopUntukBNA nantinya. Tidak boleh kalah dari kenyamanan di depan laptop. Agar #BioskopUntukBNA terus ramai dikunjungi para peminat dan penikmat film.

Dan tentunya laki-laki dan perempuan dipisahkan posisi duduknya agar sesuai dengan hukum syariat yang berlaku di Aceh. Kalau ini bisa berjalan, kita akan tampil beda dari yang lainnya. Woow \m/
 
'bioskop apa yang kita butuhkan', itulah versi anjon. Semoga ide dan saran ini bisa diterima oleh semuanya ^_^

4 comments:

  1. Yang kontra akan selalu ada, tugas kita bukan membenci, tapi merangkulnya menjadi pro agar kekuatan kita tambah super.

    Main ke blog saya, ada tips mengembangkan bisnis online. http://sabisnis.blogspot.in/?m=1

    ReplyDelete
    Replies
    1. Super sekali bro, saatnya kita semua berkolaborasi.

      Delete
  2. wah keren tu bang kalo kyk kineforum, jadinya bener-bener membuka kesempatan bagi para sineas aceh dan gak cuma nonton doang bisa ada forum diskusi jg

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, sama kayak SMA dulu, siap watching terus ada diskusi nya dikelas. Mantap

      Delete